padukuhan seni tibu bunter
seni budaya bali kauh
Selamat datang! Blog ini adalah sarana untuk mengenang kisah-kisah masa lampau di Padukuhan Seni Tibu Bunter; salah satu tempat yang pernah menjadi tempat kelahiran seniman-seniman teater modern, khususnya di Jembrana.
Saya merasa, catatan sejarah yang pernah terjadi di Padukuhan Seni Tibu Bunter ini harus dipertahankan. Minimal, ia tetap ada dalam diri seniman-seniman yang pernah "dilahirkan" di padukuhan ini. Padukuhan Seni Tibu Bunter harus tetap menjadi saksi bisu atas sebuah proses kreatif seniman-seniman, khususnya seniman teater modern .
Wassalam....
Diposting oleh Kaplur 0 komentar
ngobrol-ngobrol di padukuhan
bersama: abang ds, nanoq da kansas, boyke satria negara, wendra wijaya, eka prasetya, agus beniq anwar, gungdek sanjaya, egoh adi permana, goes meinz, ayu devie ,windi kristina, agung satria utama, leonk diantara, gusde prana sundari, nur mutia, made cahya, winda satriani, putra galung, elang semesta, dea yogantara, kaplur sunantara, agus antariksawan, luh rimbawati, sayu andi susanto, ngurah indrawan
Diposting oleh Kaplur 1 komentar
Label: gradag grudug
Nyanyian Laut Lepas
memandang gelombang
bentur dinding karang
membelah belah sunyi
getarjiwa nyapufantasi
saat banyangan hadir
memeram gelora samudra
nyisir angin menepis sepi
nenggelamkan ampas hari
ke dasar dasar samudra
Diposting oleh Kaplur 0 komentar
Label: Puisi
Dalang
saat perang kuru usai
leburkobar dendamumur
duka pedihtumpah
pada setiap kalbu
tinggal puing
reruntuhan
kini bocah bocah
larut bersama angin
sunyi sepi
Diposting oleh Kaplur 0 komentar
Label: Puisi
Catatan Petualang
peluit sianghari
di puncak matahari
angin memburu
nafas kehidupan
menawarkan mimpi
gerakroda
jalan berdebu
babak perjalanan
tetes demi tetes peluh
orang orang terkasih
Diposting oleh Kaplur 0 komentar
Label: Puisi
Perjalanan
letupdebar malam hari
menawar nyanyi kehidupan
larut bersama mentari pagi
ditanah tanah basah peluh
sebuah pencarian
merajut kesabaran
bukankah langit
percakapan malam bulan
dan juga matahari
torehan pal kehidupan
Diposting oleh Kaplur 0 komentar
Label: Puisi